TUGAS MANDIRI
PROFESI KEPENDIDIKAN
“ARTIKEL PENDIDIKAN”
PERANAN
INOVASI PENDIDIKAN YANG DI LAKUKAN OLEH LEMBAGAA PENDIDIKAN DI ERA PERKEMBANGAN
ZAMAN
Sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti pelajaran profesi pendidikan dengan doseen
pengampu Prof.Dr.H. Juhri AM, M.Pd dan
Bambang Waluyo M.Pd
Oleh
Nama : Henny Supri Yati
Prodi :
Pendidikan Biologi a
Semester :
IV (empat)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012
PERANAN
INOVASI PENDIDIKAN YANG DI LAKUKAN OLEH LEMBAGAA PENDIDIKAN DI ERA PERKEMBANGAN
ZAMAN
HENNY
SUPRI YATI
10321323
Mahasiswa
Biologi Semester 4
ABSTRAK
Dengan
adanya pandangan bahwa inovasi dapat di jadikan benang merah , maka dengan
novasi mengiringin perputaran zaman yang tak henti- henti berputar sesuai
dengan kurun waktu yang di tentukan.lembaga pendidikan tidak bole terpesona
oleh saranan yang ada,metode dan teknih lama menekankan hafalan harus di benahin.Oleh
karena berbagia hal , maka lembaga pendidikan harus mampu membuat program yang efektif dan efisien sesuai dengan
perkembangan zaman , situasi , kondisi , kebutuhan . pendidikan adalah suatu
sistem . maka inovasi pendidikan mencangkup hal –hal yang berhubungan dengan
komponen pendidikan .
Dalam dunia
modern ini banyak sekali masalah yang
menjadi polemik di dunia pendidikan , maka lembaga pendidikan dapat di beri
kebebasan untuk memilih bahkan menentukan inovasi yang akan di gunakan di
sekolah masing – masing. Peran inovasi sangatlah terasa disekolah jika sekolah
itu sendiri ada kemajuan yang terlihat oleh setiap pihak sekolah . Maka bagi
lembaga pendidikan haruslah lebih ekstra
mengikuti zaman dan perkembangan IPTEK yang ada saat ini .
Kata Kunci
: Peranan inovasi , lembaga pendidikan
, masalah – masalah di adakan inovasi ,hambatan – hambatan dalam inovasi , perkembangan
zaman .
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan dapat dilakukan melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan, yang berlangsung di sekolah
maupun di luar sekolah. Pendidikan ini dilakukan sepanjang hayat. Dalam hal ini
semua digunakan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa sekarang ini maupun di
masa yang akan datang.
Lembaga pendidikan tidak boleh mati suri dalam
mengembangakan sekolah haruslah ada hal –hal baru yang menjadi sesuatu inovasi
yang dapat menjadi pondasi dalam memajukan sekolah .Dari setiap pihak sekolah
haruslah ikut peran aktif dalam memajukan sekolah,mereka mengikuti perkembangan
zaman yaang tidak pula meninggalkan hal lama yang telah menjadi awal dasar di
gunakan dalam menjalannkan semua kegiatan di sekolah . Hanya saja yang lama
perlu untuk di benahin lebih baik lagi agar nantinya tidak ada celah untuk
pihak lain dalam mengganggu bahkan membuat sekolah tidak kondusif lagi dalam
melaksanakan peran nya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan
pembukaan dasar undang – undang 1945 .
Sebagai pendidik kita harus mengetahui dan dapat
menerapkan inovasi – inovasi agar dapat mengembangkan proses pembalajaran yang
kondusif sehingga dapat di peroleh hasil yang maksimal .Kemajuan suatu lembaga
pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan
yang riil dari dewasa , orang tua dan masyarakat . Namun sekolah / lembaga
pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan riil apabila warga sekolah tidak
melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan , kelemahan
tantangan dan hambatan yang ada .
Menurut sebagian kalangan pendidik faktor yang mungkin
akan dapat mempengaruhi keberhasilan program inovasi ini di antaranya adalah
faktor tenaga pendidik di sini di jelaskan adalah guru , unsur internal dan
eksternal di lembaga pendidikan yakni siswa dan orang tua siswa , sistem
manajemen pendidikan yaitu peraturan –peraturan yang di buat oleh pemerintahan
, fasilitas yang menunjang yakni gedung , perpustakaan dan lainnya dan yang
terkahir adalah lingkungan sosial masyarakat. Dapat di katakan jika setiap
sekolah faktor – faktor di atas dapat terpenuhi tidak jauh dari kemungkinan
bahwa sekolah akan berhasil dalam proses pembelajaran yang di mana adanya
inovasi yang terdukung dari semua pihak yang terkait dalam mencerdasaakan
peserta didik yang ada di sekolah pada
umumnya .
Gerak waktu yang sangat cepat dirasakan masyarakat
semakin cepat, membuat dunia seakan semakin kecil dan sempit. Begitu pula tidak
seimbangnya antara laju pertumbuhan penduduk di suatu negara dengan tingkat
kesempatan memperoleh pendidikan yang layak di suatu lembaga kependidikan.
Ditambah bagaimana seorang rakyat yang tidak mampu memerlukan dana untuk
mendapatkan pendidikan yang layak guna menyeimbangkan dengan era globalisasi
agar tidak berakibat fatal dan ketinggalan. Bagaimana mungkin seseorang akan
menggapai cita – cita yang tinggi di masa yang akan datang jika sementara
pendidikan yang ia peroleh di masa lalu tidak sesuai dengan yang
dipersiapkan oleh lembaga pendidikan. Oleh karena itu, dalam mengahdapi dunia
global, perubahan memang perlu dilaksanakan sebagai contoh inovasi yang di
lakukan oleh lembbaga pendidikan khususnya .
Dengan adanya
perubahan yang sangat cepat akibat adanya perubahan zaman ini dunia pendidikan
haruslah cepat juga melakukan banyak perubahan dari hal lama yang perlu di rombak menjadi
lebih baik lagi contohnya adalah murid
di ajak untuk mencari materi pembelajaran bersama guru dan teman sekelas agar
nantinya materi yang di sampaikan dapat di mengerti oelh setiap peserta didik
yang jauh berbeda dari yang dulu guru mejadi pemateri yang selalu menyampaikan
maeri di kelas dengan ceramah . Jadi , peserta didik hanya mendapatkan ilmu
sebatas pengetahuan guru .
Inovasi dapat dilakukan di semua aspek, antara lain,
ekonomi, politik, teknologi, pendidikan, dan bidang – bidang yang lainnya.
Inovasi ini dilakukan untuk mencapai sebuah perubahan yang mengarah kepada
sesuatu hal yang lebih baik.
Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu
perubahan yang bersifat pembaharu dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada
sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan
Pendidikan Nasional. Dengan kata lain, suatu perubahan yang baru yang
menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada sebelumnya.
Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan maslah pendidikan. ( Ibrahim : 1988 ).
Jadi sebuah inovasi pendidikan adalah suatu ide , barang, metode, yang dapat
dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau
kelompok orang ( masyarakat ), baik berupa hasil inversi atau discovery yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah
kependidikan.
TUJUAN
PENULISAN
a.
Tujuan teoritik (Bagi Pengembangan
Keilmuan) :
1. Artikel
ini dapat menjadi bahan kajian dan
pengembangan dalam perubahan yang terjaid dalam mengikuti perubahan zaman saat
ini .
2. Dapat
memberikan stimulus para lembaga
pendidikan untuk mengikuti hal yang terbaru sesuai dengan zaman untuk memajukan lembaga pendidikannya.
b.
Tujuan praktis ((Bagi Pemimpin
Pendidikan, Peneliti, dan Guru):
1. Menjadi
masukan bagi pemimpin pendidikan dalam hal bagaimana meningkatkan
profesionalisme guru dengan adanya inovasi yang di lakukan oleh lembaga
pendidikan .
2. Menjadi masukan bagi pemimpin pendidikan dalam
hal bagaimana upaya-upaya yang memungkinkan dilakukan dalam meningkatkan
profesionalisme guru yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dengan
adanya inovasi yang di lakukan oleh lembaga pendidikan .
3. Menjadi
masukan bagi peneliti di bidang pendidikan dalam hal bagaimana meningkatkan
sekolah dengan adanya inovasi yang di lakukan oleh lembaga pendidikan .
4. Menjadi
masukan bagi guru dalam hal bagaimana meningkatkan sekolah dengan adanya
perubahan zaman saat ini .
A. DEFINISI
INOVASI PENDIDIKAN
Istilah inovasi berasal dari kata innovation yang
berakar kata to innovate yang memiliki arti membuat perubahan atau
memperkenalkan sesuatu yang baru. Terkadang, inovasi diartikan sebagai
penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan adala arti discovery atau
invention ( invensi ). Discoveri sendiri mempunyai arti penemuan sesuatu yang
sebenarnya hal sesuatu tersebut telah ada sebelumnya, tetapi belum
terpublikasikan secara luas. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar –
benar baru sebagai hasil kegiatan manusia.
Ada tiga hal yang dapat mewujudkan perubahan yaitu:
inovasi yang memperkenalkan hal – hal yang bersifat baru, discovery yang
merupakan penemuan sesuatu yang sebenarnya telah ada sebelumnya, sedangkan
invensi adalah usaha yang menciptakan sesuatu yang benar – benar baru dan belum
pernah bahkan tidak pernah ada sebelumnya. Ketiga hal ini daat melengkapi makna
dari inovasi, karena inovasi dapat diartikan pula sebagai penemuan.
Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal – hal
yang baru. ( kamus Besar Bahasa Indonesia : 2010: 715 ).
Arti yang lain, bahwa inovasi itu merupakan penemuan
baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya, baik
yang berupa gagasan, metode, atau alat.
Inovasi dapat dilakukan di semua aspek, antara lain,
ekonomi, politik, teknologi, pendidikan, dan bidang – bidang yang lainnya.
Inovasi ini dilakukan untuk mencapai sebuah perubahan yang mengarah kepada
sesuatu hal yang lebih baik.
Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu
perubahan yang bersifat pembaharu dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada
sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk menibngkatkan kemampuan dalam
rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Dengan kata lain, suatu perubahan
yang baru yang menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada
sebelumnya.
Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang
pendidikan atau inovasi untuk memecahkan maslah pendidikan. ( Ibrahim : 1988 ).
Jadi sebuah inovasi pendidikan adalah suatu ide , barang, metode, yang dapat
dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau
kelompok orang ( masyarakat ), baik berupa hasil inversi atau discovery yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah kependidikan.
Inovasi menurut Roger Miller ( 1971 ) dalam Suherli
Kusmana ( 2010 ) menerangkan bahwa innovation is an idea, practice, or
object perceived as new by the relevan unti of adoption, weather it is an
individual or an organization. Artinya, inovasi adalah ide, kegiatan, atau
obyek yang diterima sebagai sesuatu yang baru sesuai dengan bagian yang
diadopsi, baik oleh individu maupun kelompok.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa inovasi merupakan
sebuah pemikiran, praktek, atau object yang dianggap sesuatu yang baru yang
dianggap mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.( Suherli Kusmana :
2010 : 1 ).
B.
MASALAH – MASALAH YANG MENUNTUT DIADAKAN INOVASI
Pendidikan di Indonesia pada era tahun 1960an telah
mencapai tingkatan yang boleh dikata paling baik di kawasan asia tenggara. Ini
terbukti banyak tenaga pendidik Indonesia yang diminta oleh negara tetangga
Malaysia. Kondisi kini telah berbanding terbalik. Segi ilmu pengetahuan
Malaysia kini justru lebih baik bila dibanding dengan tingkat pendidikan di
negara kita. Salah satu kunci jawaban adalah bahwa selama pemerintahan orde
baru kita telah ternina bobokan dengan segala sistem pendidikan. Selama kurang
lebih 32 tahun, sistem pendidikan negara kita berjalan di tempat. Walaupun ada
perubahan, itu pun dalam skala yang sangat kecil.
Beberapa hal yang menjadikan tolak ukur pemecahan
maslah di atas adalah sebuah inovasi. Masalah – masalah yang menuntut adanya
pembaharuan dalam bentuk inovasi dalam dunia pendidikan di Indonesia antara
lain:
a.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menghasilkan pengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan,
serta kebudayaan bangsa. Sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di
negara kita belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan dunia industri,
sehingga dunia pendidikan belum mampu menghasilkan tenaga – tenaga pembangunan
yang terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan
masyarakat serta iklim globalisasi.
b.
Laju
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.
Ini menyebabkan daya tampung, ruang, dan fasilitas pendidikan menjadi
sangat tidak berimbang.
c.
Meningkatnya harapan tujuan di masa yang akan
datang serta animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang bermutu,
sedangkan di sisi lain kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang dimaksud
sangatlah kompetitif.
Pihak – pihak yang terlibat dalam usaha inovasi
pendidikan di Indonesia adalah:
a.
Siswa
Siswa
memiliki andil yang cukup besar dalam pelaksanaan program inovasi pendidikan.
Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat kesuksesan ujian salah satunya ditentukan
oleh prosentase keberhasilan siswa. Hal ini hanya akan terwujud jika siswa
telah mendapatkan sebuah pembelajaran yang bermakna. Pelibatan siswa dalam
proses pembelajaran sangatlah penting.
b.
Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses
belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan
kelangsungan belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus
pandai membawa siswanya pada tujuan yang hendak dicapai. ( Suherli Kusmana:
2010: 9 ).Tampak jelaslah bahwa guru memiliki peran yang sangat penting karena
guru memiliki peran yang sangat luas, selain sebagai pendidik, guru juga dapat
berperan sebagai orang tua, dokter, teman, atau pun motivator.
c.
Kurikulum .
Kurikulum memegang peranan penting
dalam proses transver of knowledge. Dengan kurikulum, maka seorang agen
pembelajaran akan dapat mengimplementasikan sebuah program pembelajaran dengan
baik. Kurikulum merpakan arah induk sebuah pendidikan. Karena semua kegiatan
pendidikan bersumber pada kurikulum. Maka dengan demikian, kurikulum memegang
peran penting dalam proses inovasi kependidikan.
d.
Lingkungan sosial masyarakat.
Masyarakat merupakan elemen yang
secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan pendidikan. Disadari atau pun
tidak, dalam kenyataannya peran masyarakat sekitar sekolah sangat penting.
Tanpa melibatkan masyarakat, maka inovasi pendidikan akan terganggu.
Keterlibatan masyarakat terlihat jelas pada saat penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang notabene dari KTSP itu merupakan awal dari
inovasi pendidikan.
e.
Sarana Prasarana / Fasilitas.
Setelah unsur siswa, guru, masyarakat, kurikulum, maka
satu hal lagi yang tidak boleh ditinggalkan adalah faktor sarana prasarana
pendidikan. Kurikulum sudah baik, siswa sudah siap belajar, guru telah siap
dengan pembelajaran, masyarakat telah memberikan dukungan, tetapi jika sarana
pendidikan tidak tersedia, maka hal yang mustahil untuk mengadakan sebuah
inovasi dalam pembelajaran. Dengan demikian, sarana prasana juga sangat
mendukung adanya program inovasi pendidikan.
C.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INOVASI
PENDIDIKAN DI INDONESI.
Sebuah
keberhasilan pasti memerlukan sebuah kerja sama antara berbagai lini. Dengan
kerja sama yang solid maka akan terbentuklah sebuah kekuatan ( power ) untuk
melakukan perubahan – perubahan yang bermakna.
Demikian
halnya dengan dunia pendidikan yang mempunyai segudang permasalahan baik
permasalahan yang datang dari dalam instituti pendidikan ( internal )
maupun yang datang dari luar lembaga ( eksternal ).
Motivasi
yang mendorong perlunya diadakannya sebuah inovasi pendidikan jika dilacak
biasanya bersumber dari dua hal, yaitu 1.) kemamuan sekolah untuk mengadakan
respon terhadap tantangan kebutuhan masyarakat, dan 2.) adanya usaha untuk
menggunakan sekolah ( lembaga pendidikan ) untuk memecahkan masalah yang
dihadapi masyarakat. ( Suherli Kusmana: 2010: 33 ).
Kemauan dari
pihak sekolah untuk mengadakan respons terhadap kebutuhan masyarakat akan lebih
bermakna dan akan lebih mengena jika lembaga pendidikan tersebut telah
mengadakan program pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Adanya hubungan
yang saling sinergis antara instituti pendidikan dengan sistem sosial, maka
akan menimbulkan sebuah perubahan yang selalu bersifat dinamis.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan program inovasi pendidikan adalah:
1.
Faktor Tenaga Pendidik
Guru yang berdedikasi tinggi terhadap tugas sangat
dibutuhkan dalam sebuah inovasi pendidikan. Dalam dunia pendidikan , memang
keberhasilannya sangat bergantung banyak pada figur guru. Peranan penting ini
dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak
lanjut.
Sebaliknya jika seorang guru tidak memiliki dedikasi
yang tinggi maka ini akan menjadikan ganjalan bagi pelaksanaan program
pembaharuan pendidikan. Sebuah pembaharuan akan memerlukan kesiapan serta
kesigapan dari seorang guru. Jika hal ini tidak dapat diatasi maka akan terasa
berat perncapaian pembaharuan pendidikan.
Berdasarkan kelemahan – kelemahan tersebut, maka guru
juga menjadi nomor wahid pada proses perubahan inovasi ini. Artinya bahwa guru
harus mengadakan perubahan dalam dirinya sendiri dalam pelaksanaan tugasnya.
2.
Unsur Internal dan Eksternal lembaga pendidikan
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem
inovasi pendidikan adalah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya terhadap
pencapaian inovasi pendidikan. Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan
pendidikan adalah pencapaian perubahan tingkah laku siswa.
Faktor eksternal yang dimaksud adalah orang tua siswa.
Orang tua siswa mempunyai peranan yang penting dalam menunjang keberhasilan
proses inovasi pendidikan, karena ia telah menjadi pejuang moral yang memberi
dukungan kepada peserta didik yang dalam hal ini adalah anaknya sendiri.
Sedang faktor yang termasuk internal dan sekaligus
eksternal adalah para ahli pendidikan, yaitu: guru, tenaga administrasi,
pengawas, inpsektur, penilik sekolah, konsultan, dan pengusaha.
c.
Sistem Manajemen pendidikan
Sistem
manajemen yang dimaksud disini adalah sebuah aturan – aturan yang dibuat oleh
pemerintah yang diimplementasikan oleh lembaga pendidikan dengan dipimpin leh
seorang leader.
d.
Fasilitas Penunjang.
Fasilitas seperti sarana dan prasarana
sekolah tidak dapat dipandang sebelah mata dalam proses pelaksanaan inovasi
pendidikan. Fasilitas terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang
paling esensial dalam mengadakan sebuah pembaharuan pendidikan. Fasilitas
yang dimaksud antara lain: alat peraga pendidikan, laboratrium, gedung,
perpustakaan, buku – buku pelajaran.
e.
Lingkungan Sosial Masyarakat
Hal yang
secara tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan pembaharuan pendidikan adalah
lingkungan sosial masyarakat sekita sekolah. Keterlibatan masyarakat akan
membantu para inovator dalam pelaksanaan tugasnya.
D. HAMBATAN –
HAMBATAN YANG MEMPENGARUHI INOVASI PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan formal atau sekolah sebagai suatu subsistem dari sistem
sosial saling mempengaruhi dengan sistem sosial tersebut. Jika terjadi
perubahan dalam sistem sosial maka terjadi pula perubahan dalam lembaga
pendidikan. Sebagai contoh bila dalam masyarakat dibutuhkan seorang ahli atau
orang yang mempunyai keterampilan dalam bidang komputer, maka lembaga
pendidikan akan mengadakan program pendidikan dalam bidang komputer. Jadi
jelaslah bahwa hubungan antara lembaga pendidikan sangat erat dengan sistem
sosial.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam lembaga pendidikan formal
seperti sekolah dapat diciptakan inovasi-inovasi baru dalam setiap komponennya.
Inovasi ini harus disebarkan agar terjadi perubahan sosial. Usaha penyebaran
inovasi ini bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Ada kalanya inovasi cepat
diterima oleh masyarakat, terkadang sulit untuk diterima. Oleh karena itu
keberhasilan suatu inovasi ditentukan oleh banyak faktor. Di bawah ini
merupakan enam faktor utama penghambat inovasi yang dikemukakan oleh Ibrahim,
antara lain:
a.
Estimasi tidak tepat terhadap inovasi
Hambatan yang disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi
dalam proses difusi inovasi antara lain, tidak tepat dalam mempertimbangkan
implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama antarpelaksana inovasi, tidak
adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak jelas
struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan
dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat
singkat.
Oleh karena itu para pelaksana inovasi agar benar-benar merencanakan dan
mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada tempat yang menjadi
sasaran inovasi.
b.
Konflik dan motivasi
Hambatan ini diakibatkan karena adanya masalah-masalah pribadi,
seperti adanya pertentangan antaranggota tim, adanya rasa iri antara
anggota yang satu dengan yang lain, ada anggota tim yang tidak semangat kerja,
pimpinan yang terlalu kaku dan berpandangan sempit, kurang adanya penguatan
atau hadiah terhadap anggota yang melaksanakan tugas dengan baik.
c.
Inovasi tidak berkembang
Inovasi tidak berkembang karena hal-hal seperti, lambatnya material yang
diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian
pengurus yang terlalu cepat sehingga mengganggu kontinuitas tugas.
d.
Masalah keuangan
Yang termasuk dalam hambatan keuangan yaitu tidak memadainya dana dari
pemerintah daerah atau pemerintah pusat, kondisi perekonomian secara nasional
dan penundaan penyampaian dana. Oleh karena itu dituntut kemampuan untuk
mencari sumber-sumber dana lain yang akan digunakan untuk pembiayaan
pelaksanaan inovasi.
e.
Penolakan inovasi dari kelompok tertentu
Penolakan inovasi yang dimaksud bukan penolakan karena kurang dana atau
masalah personalia, tetapi penolakan masuknya inovasi karena beberapa faktor
berikut, yaitu adanya pertentangan dalam memandang inovasi, adanya
kecurigaan masyarakat akan masuknya inovasi tersebut.
f.
Kurang adanya hubungan sosial
Faktor terakhir ini terdiri dari dua hal, yaitu hubungan antaranggota
kelompok pelaksana inovasi dan hubungan dengan masyarakat. Hal ini disebabkan
karena adanya ketidakharmonisan antaranggota proyek
inovasi.
Selain hambatan-hambatan yang telah
dijelaskan di atas, dari penelitian dari beberapa ahli ditemukan beberapa
hambatan dalam penyebaran inovasi antara lain:
a.
Hambatan geografi
Indonesia sebagai negara kepulauan tentu saja
merupakan tantangan dalam penyebaran inovasi. Hambatan geografis mencakup jarak
yang jauh, transportasi yang kurang lancar, daerah yang terisolir, keadaan
iklim yang tidak mendukung. Oleh karena itu dalam perencanaan inovasi perlu
dipertimbangkan kondisi geografis dan sarana transportasi.
b.
Hambatan sejarah
Hambatan sejarah, meliputi hal-hal peraturan-peraturan yang
diwariskan oleh kolonial, tradisi yang bertentangan dengan inovasi.
c.
Hambatan ekonom
Hambatan
ekonomi meliputi ketersediaannya dana dari pemerintah dan pengaruh adanya
inflasi. Dari data hasil penelitian, pelaksanaan inovasi kurang memperhitungkan
perencanaan penggunaan dana dan kurang memperhitungkan adanya inflasi.
d.
Hambatan prosedur
Termasuk dalam hambatan prosedur ialah kurang terampilnya tenaga pelaksana
inovasi, kurang koordinasi antarbagian pelaksana inovasi, tidak cukup
persediaan material yang digunakan.
e.
Hambatan personal
Hal-hal yang menjadi hambatan personal yaitu kurang adanya penguatan
(hadiah) bagi penerima dan pemakai inovasi, orang yang memegang peranan penting
dalam penyebaran inovasi tidak terbuka, sikap kaku dan pengetahuan yang sempit
dari orang-orang yang melaksanakan inovasi serta adanya pertentangan pribadi
antarpelaksana proyek inovasi.
f.
Hambatan sosial budaya
Hambatan sosial budaya yang dianggap penting adalah adanya pertentangan
ideologi tentang proyek inovasi. Hal lain yang termasuk dalam hambatan sosial
budaya yaitu kurang adanya tukar pikiran, perbedaan budaya dan kurang
harmonisnya hubungan antara pelaksana proyek inovasi dengan penerima inovasi.
g.
Hambatan Politik
Hambatan politik merupakan peringkat terendah dari berbagai aspek
penghambat inovasi. Adapun yang termasuk dalam hambatan politik ialah kurangnya
hubungan baik dengan pimpinan politik, adanya pergantian pemerintah sehingga
berpengaruh pada kontinuitas inovasi, adanya keberatan dari pemerintah terhadap
pelaksanaan inovasi dan kurangnya pengertian dan perhatian dari pemerintah akan
pelaksanaan inovasi.
Fullan (1996) mengkategorikan 3 faktor kunci yang mempengaruhi proses
penerapan inovasi dalam bidang pendidikan yakni, karakteristik perubahan,
karakteristik lokal dan faktor eksternal.
a. Karakteristik Perubahan:
• Kebutuhan
• Kejelasan
• Kompleksitas
• Kualitas
b. Karakteristik Lokal:
•
Wilayah
• Komunitas
• Kepala Sekolah
• Guru
c. Faktor Eksternal:
• Pemerintah dan Agen Lain
Banyak inovasi di sekolah diterapkan tanpa memperhatikan kebutuhan.
Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah, kebutuhan guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Sebagai contoh seorang guru tidak merasa perlu adanya inovasi
berupa penggunaan komputer dalam pembelajaran karena menurutnya siswa-siswinya
belum dapat mengoperasikan komputer. Bila inovasi ini diteruskan maka dana
untuk pengadaan komputer akan terbuang dengan sia-sia.
Masalah lain yang dialami dalam proses penerapan inovasi adalah kejelasan.
Masalah kejelasan ini selalu ditemukan dalam setiap penelitian tentang inovasi.
Banyak guru sebagai pengadopsi inovasi tidak dapat mengidentifikasi apa esensi
dari inovasi yang sedang diterapkan. Hal ini tentu saja membuat proses adopsi
inovasi tidak berjalan dengan baik.
Kompleksitas juga dapat mempengaruhi proses adopsi inovasi. Kompleksitas
yang dimaksud di sini adalah, kompleksitas yang berkaitan dengan tingkat
tanggung jawab individu yang terlibat dalam proses implementasi. Jumlah
individu yang besar pada satu sisi dapat menguntungkan karena dapat mempercepat
pekerjaan, tapi pada sisi yang lain dapat juga menyebabkan kegagalan karena
kompleksnya masalah tanggung jawab individu yang terlibat dalam inovasi ini.
Kualitas dari bahan-bahan atau sumber-sumber yang digunakan dalam penerapan
inovasi juga mempengaruhi proses penerimaan inovasi. Dengan bahan-bahan yang
berkualitas tentu saja membuat inovasi cepat diterima oleh masyarakat. Kualitas
ini juga terkait dengan masalah kebutuhan, kejelasan dan kompleksitas.
Wilayah yang dimaksudkan di sini adalah, penguasa atau penentu kebijakan.
Inovasi dalam bidang pendidikan yang tidak akan berhasil dengan baik bila tidak
ada dukungan dan sikap menerima dari penentu kebijakan baik secara lokal maupun
wilayah. Dengan contoh sikap dan dukungan ini maka guru akan selalu berusaha
mengembangkan inovasi dan tidak akan bersikap apatis terhadap inovasi.
Dalam menerapkan inovasi, terkadang karakteristik komunitas diabaikan.
Kestabilan politik yang terjadi di suatu komunitas masyarakat merupakan syarat
utama dalam penerapan inovasi. Pada komunitas yang sedang mengalami konflik,
yang terpikirkan oleh masyarakatnya adalah bagaimana menyelamatkan nasib mereka
bukan memikirkan menerima inovasi.
Sekolah adalah, unit atau pusat dari adanya perubahan yang ditandai oleh
adanya inovasi. Oleh karena itu kepala sekolah memegang peranan penting dalam
hal ini, karena kepala sekolah merupakan orang yang dapat membentuk kondisi
organisasi seperti mengembangkan tujuan, mengkolaborasikan struktur dan iklim
organisasi dan merumuskan prosedur pengawasan.
Karakteristik guru juga memegang peranan penting dalam penerapan inovasi.
Kepribadian, jenjang karir membuat guru merasa lebih teraktualisasi diri
sehingga berdampak pada sukses tidaknya penerapan inovasi. Kerja sama yang baik
antarsesama guru membuat inovasi dapat diterapkan dengan baik.
Prioritas pendidikan bagi provinsi dan nasional ditentukan oleh birokrasi
pemerintahan. Hal ini membuat proses penerapan inovasi dalam bidang pendidikan
sulit tercapai karena kurang koordinasi antarbirokrasi pemerintahan.
Selain hal-hal tersebut di atas, faktor yang mempengaruhi inovasi dalam
bidang pendidikan adalah kecepatan adopsi suatu inovasi. Kecepatan adopsi
adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oleh anggota sistem sosial.
Kecepatan ini biasanya diukur dengan jumlah penerima yang mengadopsi suatu ide
baru dalam suatu periode waktu tertentu.
Di bawah ini akan diuraikan tentang variabel yang mempengaruhi kecepatan
adopsi yang lainnya yaitu:
1. Tipe keputusan inovasi
Tipe keputusan inovasi mempengaruhi kecepatan adopsi. Tipe keputusan
inovasi dibagi menjadi tiga yaitu, keputusan opsional, keputusan kolektif dan
keputusan otoritas. Keputusan opsional biasanya lebih cepat daripada keputusan
kolektif, tetapi lebih lambat daripada keputusan otoritas. Kecepatan adopsi
yang paling lambat adalah tipe keputusan kontingen karena harus melibatkan dua
urutan atau lebih. Jadi semakin banyak orang yang terlibat dalam proses
pembuatan keputusan inovasi, semakin lambat tempo adopsinya. Hal ini tentu saja
ini sangat tidak menguntungkan dalam penyebaran inovasi. Untuk itu dalam rangka
mempercepat kecepatan adopsi maka perlu dipilih unit pembuatan keputusan yang
sedikit melibatkan orang.
2. Sifat saluran komunikasi yang digunakan
Saluran komunikasi adalah alat yang
digunakan untuk menyebarkan suatu inovasi. Saluran komunikasi dibagi menjadi
saluran komunikasi massa dan interpersonal, serta saluran lokal dan saluran
kosmopolit. Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan pertemuan
tatap muka antara dua orang atau lebih, misalnya percakapan langsung, dan
pertemuan kelompok. Sedangkan saluran media massa adalah alat-alat penyampai
pesan yang memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah besar yang
dapat menembus ruang dan waktu contohnya radio, televisi, film, surat kabar,
buku dan sebagainya. Saluran antarpribadi disebutlokalit jika
kontak-kontak langsung itu sebatas daerah atau sistem sosial itu saja,
sebaliknya saluran media massa dapat dipastikan bersifat kosmopolit karena
tidak terbatas pada satu daerah dan sistem sosial saja. Saluran komunikasi
mempengaruhi kecepatan adopsi, misalnya jika saluran komunikasi interpersonal
yang dipergunakan untuk menciptakan kesadaran pengetahuan (menunjukkan adanya
inovasi) seperti yang terjadi pada masyarakat pedesaan yang belum ada media
massa, kecepatan adopsi akan lambat karena penyebaran pengetahuan tidak
berjalan cepat.
3. Ciri-ciri sistem sosial
Dalam suatu sistem yang modern tempo adopsi
mungkin lebih cepat, karena di sini kurang ada rintangan sikap di antara
penerima (anggota sistem sosial), sedangkan dalam sistem sosial yang
tradisional, mungkin tempo adopsi lebih lambat.
4. Agen pembaharu
Agen pembaharu adalah pekerja profesional
yang berusaha mempengaruhi atau mengarahkan keputusan inovasi orang lain
selaras dengan yang diinginkan oleh lembaga pembaharuan di mana ia bekerja.
Para guru, penyuluh lapangan, pekerja sosial, juru dakwah dan misionaris adalah
agen pembaharu. Agen pembaharu juga mempengaruhi kecepatan adopsi dengan jalan
melakukan promosi-promosi. Hubungan antara kecepatan adopsi dengan usaha agen
pembaharu tidak langsung dan linier. Pada tahap-tahap tertentu usaha keras agen
pembaharu mendatangkan hasil yang besar, pada saat yang lain terkadang usaha agen
pembaharu tidak mendatangkan hasil yang baik karena kurang berhasilnya agen
pembaharu dalam mempengaruhi pemuka masyarakat untuk memulai mengadopsi
inovasi.
E.
Gambaran-gambaran
dalam Inovasi pendidikan.
Gambaran
dalam Inovasi pendidikan maksudnya suatu rancangan atau gagasan yang ingin
dicapai dalam inovasi pendidikan, yang mana perubahan tersebut telah
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Rancangan atau
gagasan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyongsong system
pendidikan yang lebih baik.
Contoh inovasi pendidikan
1.
Sekolah
Unggulan
Untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pemerintah
mempunyai gagasan dengan diadakannya sekolah berstandar Internasonal yang
bertujuan agar mampu menghasilkan kader bangsa yang intelektual dan ,mampu
bersaing dengan dunia Internasional.
Dalam sekolah Unggulan (Sekolah Berstandar
Internasional) biasanya ada penekanan khusus misalnya dalam bahasa pengantar
menggunakan bahasa inggris yang notabene sebagai bahasa Internasional,
penggunaan IT yang sesuai dengan standar Internasional, penyeleksian yang ketat
bagi siswa yang ingin masuk di kelas unggulan tersebut, dan disiplin dalam
proses pembelajaran agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta menghasilkan
output yang berkualitas Internasioanal.
2.
Televisi
Pendidikan
Dengan
berkembangnya IPTEK, pendidikan juga selalu mengikuti tuntutan tersebut, dalam
pelaksanaan pendidikan nonformal televisi-televisi swasta mencangkan program
pembelajaran seperti pendidikan bahasa Inggris yang bertujuan agar masyarakat
tidak ketinggalan meskipun tidak duduk dibangku pendidikan, serta mensukseskan
program pemerintah untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Tujuan Inovasi
Menurut
Santoso (1974), tujuan utama inovasi yaitu meningkatkan sumber-sumber tenaga,
uang dann sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Jadi dalam
hal ini yang perlu ditingkatkan adalah guru (pengajar), uang dan alat-alat
penunjang pembelajaran serta gedung dan tata cara (proses) pembelajaran
tersebut.
Tujuan
inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan
efektifitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyak, dengan hasil
pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik,
masyarakat dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga,, uang, alat dan
waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Yang perlu
diperhatikan di sini adalah bagaimana caranya untuk menggunakan modal (sumber,
tenaga, uang, alat dan waktu) yang ada dengan seminimal mungkin tetapi bisa
menghasilkan hasil yang baik.
Jika dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan
Indonesia tahap demi tahap, yaitu :
- Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehinggga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan kemajua-kemajuan tersebut.
- Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA dan PT.
Tujuan
pendidikan Indonesia JIka disimpulkan bahwa saat ini Indonesia sedang mengejar
ketertinggalan iptek secara global yang berjalan sangat cepat dan berusaha agar
pendidikan bisa dirasakan dan didapatkan oleh semua warga Indonesia.
Disamping
itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini.
Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia
yang aktif, kreatif dan terampil memecahkan masalahnya sendiri.
Tujuan
jangka panjang yang hendak dicapai adalah terwujudnya manusia Indonesia
seutuhnya.
Proses pembaharuan pendidikan
dan pengajaran
- Invetion (penemuan)
Invetion
meliputi penemuan-penemuan/penciptaan tentang suatu hal yang baru. Invetion
biasanya merupakan adaptasi dari apa yang telah ada. Akan tetapi pembaharuan
yang terjadi dalam pendidikan terkadang menggambarkan suatu hasil yang sangat
berbeda dengan yang terjadi sebelumnya. Contohnya dalam abjad pelajaran yang
ditemukan oleh seorang inventor James Pitman.
- Development (pengembangan)
Pembaharuan
biasanya harus mengalami pengembangan sebelum ia masuk dalam dimensi skala yang
besar. Development seringkali bergandengan dengan riset. Sehingga
prosedur-prosedur “research and development” (R & D) adalah yang biasanya
digunakan dalam pendidikan.
- Diffusion (penyebaran)
Adalah
persebaran suatu ide baru dari sumber inventationnya kepada pemakai/penyerap
yang terakhir.
- Adaption (penyerapan)
Beberapa
tahap yang penting dalam penerapan pembaharuan pendidikan.
Pendekatan
system dalam usaha pembaharuan pendidikan dipandang sebagai tanggapan terhadap
masalah pendidikan yang baru dan komprehensif. Pendekatan dalam pemecahan
masalah dan perencanaan pendidikan pada periode sebelumnya biasanya bersifat
tidak menyeluruh dan terikat pada salah satu prinsip tertentu.
Pendekatan
sosial budaya didasarkan atas tuntutan/kebutuhan sosial akan pendidikan yang
berkembang popular dalam masyarakat. Sehingga mengabaikan alokasi sumber-sumber
dalam skala nasional. Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dan turunnya mutu
serta efektifitas pendidikan. Pendekatan tenaga kerja didasarkan pada kebutuhan
tenaga kerja yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga
kurang mementingkan pendidikan dasar. Pendekatan untung rugi mengutamakan
prinsip keuntungan. Besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan tidak boleh
lebih besar dari pengembalian yang akan diperoleh sesudah pendidikan dilakukan.
Dengan
memperhatikan pengalaman beberapa pendekatan itu, pembaharuan pendidikan dengan
pendekatan sistem untuk pemecahan masalah pendidikan yang mengutamakan
kepentingan subjek pendidikan lebih bersifat tanggap (responsif) terhadap
masalah-asalah yang baru.
Pembaharuan
pendidikan sebagai upaya untuk memperkembangkan pendekatan yang lebih efektif
dan ekonomis.
Kapan dan
dimana saja kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan
manusia bukan saja untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan mengubah
dirinya (autoplastic), tetapi juga mampu mengubah lingkungannya demi
kepentingan dirinya (autoplastic). Manusia mampu menciptakan sesuatu yang baru,
yang sebelumnya belum dikenal. Manusia juga selalu berusaha dan mampu melakukan
sesuatu dengan cara yang baru, yang sebelumnya belum dikenal. Dengan kratifitas
dan usaha yang tidak henti-hentinya, manusia menemukan sesuatu yang baru yang
mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik.
Empat
masalah pokok yang harus diperbaharui :
1)
Masalah kuantitas dan pemerataan kesempatan belajar
Masalah ini yang mendapat prioritas utama yang
perlu ditangani, yaitu dengan menciptakan sistem pendidikan yang mampu
menampung anak didik sebanyak mungkin di berbagai daerah.
2) Masalah kualitas
Kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, dan
kurangnya fasilitas pendidikan, mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan.
3) Masalah relevansi
Kurang
sesuainya materi pendidikan dengan menyusun kurikulum baru.
4) Masalah efisiensi dan keefektifan
Pendidikan harus diusahakan agar memperoleh
hasil yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan di atas
dapat di simpulkan bahwa Inovasi
pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan yang bersifat pembaharu dan
kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja
diselenggarakan untuk menibngkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan
Pendidikan Nasional. Dengan kata lain, suatu perubahan yang baru yang
menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada
sebelumnya.kemudian adanya pembaharuan ini merupakan galakan dari lembaga
pendidikan di mana hal ini di lakukan
untuk mengeikuti perkembangan zaman yang semakin maju .
Proses
pembaharuan pendidikan dan pengajaran yakni Invetion (penemuan), Development
(pengembangan), Diffusion (penyebaran), Adaption (penyerapan). Tujuan
inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan
efektifitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyak, dengan hasil
pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat
dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga,, uang, alat dan waktu
dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. Hambatan – hambatan dalam inovasi
yakni antara lain adalah Estimasi tidak tepat
terhadap inovasi, Hambatan sosial budaya , hambatan politik , hambatan sejarah , hambatan
geografi dan lain – lainnya .
Dari kesimpulan juga dapat di katakann bahwa adanya perkembangan zaman ini
maka lembaga pendidikan yang di dalamnnya terdiri dari guru , kepala sekolah
, kemudian setiap staf di sekolah
haruslah kerja sama dalam melakukan inovasi – inovasi untuk mengikuuti zaman ini agar dunia
pendidikan kita umumnya tidak ketinggalan dengan negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sallis
Edward. ( 2010 ). Total Quality Management In Education :
Manajemen Mutu Pendidikan. Jogjakarta :IRCiSoD.
Suherli
Kusmana ( 2010 ). Manajemen Inovasi Pendidikan. Pascasarjana
Unigal Press
Wijaya, Cece, dkk. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ihsan, Fuad. 2001. Dasar-Dasar Kependidikan.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Hasbullah. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, kamus
besar bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta, 2003,
Partanto, A, Pius, Al Barry M. Dahlan, Kamus Ilmiah
Populer, penerbit Arkola surabaya.
Zahara Idrist ,Lisma Jamal,
1992. Pengantar Pendidikan, PT Gramedia
Widasarana, Jakarta,
Suryobroto, 1990.,Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, PT Aneka Cipta, Jakarta,.
Thanks ya sob sudah berbagi ilmu .............................
BalasHapusbisnistiket.co.id