Rabu, 06 Juni 2012

PERANAN INOVASI PENDIDIKAN YANG DI LAKUKAN OLEH LEMBAGAA PENDIDIKAN DI ERA PERKEMBANGAN ZAMAN


TUGAS MANDIRI
PROFESI KEPENDIDIKAN
ARTIKEL PENDIDIKAN
PERANAN INOVASI PENDIDIKAN YANG DI LAKUKAN OLEH LEMBAGAA PENDIDIKAN DI ERA PERKEMBANGAN ZAMAN

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti pelajaran profesi pendidikan dengan doseen pengampu  Prof.Dr.H. Juhri AM, M.Pd dan Bambang Waluyo M.Pd

UMM metro





Oleh
Nama               :  Henny Supri Yati
Prodi               : Pendidikan Biologi a
Semester          : IV (empat)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012


PERANAN INOVASI PENDIDIKAN YANG DI LAKUKAN OLEH LEMBAGAA PENDIDIKAN DI ERA PERKEMBANGAN ZAMAN

HENNY SUPRI YATI
10321323
Mahasiswa Biologi Semester 4

ABSTRAK
Dengan adanya pandangan bahwa inovasi dapat di jadikan benang merah , maka dengan novasi mengiringin perputaran zaman yang tak henti- henti berputar sesuai dengan kurun waktu yang di tentukan.lembaga pendidikan tidak bole terpesona oleh saranan yang ada,metode dan teknih lama menekankan hafalan harus di benahin.Oleh karena berbagia hal , maka lembaga pendidikan harus mampu membuat program  yang efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan zaman , situasi , kondisi , kebutuhan . pendidikan adalah suatu sistem . maka inovasi pendidikan mencangkup hal –hal yang berhubungan dengan komponen pendidikan .
Dalam dunia modern ini  banyak sekali masalah yang menjadi polemik di dunia pendidikan , maka lembaga pendidikan dapat di beri kebebasan untuk memilih bahkan menentukan inovasi yang akan di gunakan di sekolah masing – masing. Peran inovasi sangatlah terasa disekolah jika sekolah itu sendiri ada kemajuan yang terlihat oleh setiap pihak sekolah . Maka bagi lembaga pendidikan haruslah  lebih ekstra mengikuti zaman dan perkembangan IPTEK yang ada saat ini .

Kata Kunci :  Peranan inovasi , lembaga pendidikan , masalah – masalah di adakan inovasi ,hambatan – hambatan dalam inovasi , perkembangan zaman  .













 PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan, yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan ini dilakukan sepanjang hayat. Dalam hal ini semua digunakan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa sekarang ini maupun di masa yang akan datang.
Lembaga pendidikan tidak boleh mati suri dalam mengembangakan sekolah haruslah ada hal –hal baru yang menjadi sesuatu inovasi yang dapat menjadi pondasi dalam memajukan sekolah .Dari setiap pihak sekolah haruslah ikut peran aktif dalam memajukan sekolah,mereka mengikuti perkembangan zaman yaang tidak pula meninggalkan hal lama yang telah menjadi awal dasar di gunakan dalam menjalannkan semua kegiatan di sekolah . Hanya saja yang lama perlu untuk di benahin lebih baik lagi agar nantinya tidak ada celah untuk pihak lain dalam mengganggu bahkan membuat sekolah tidak kondusif lagi dalam melaksanakan peran nya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan pembukaan dasar undang – undang 1945 .
Sebagai pendidik kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi – inovasi agar dapat mengembangkan proses pembalajaran yang kondusif sehingga dapat di peroleh hasil yang maksimal .Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang riil dari dewasa , orang tua dan masyarakat . Namun sekolah / lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan riil apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan , kelemahan tantangan dan hambatan yang ada .
Menurut sebagian kalangan pendidik faktor yang mungkin akan dapat mempengaruhi keberhasilan program inovasi ini di antaranya adalah faktor tenaga pendidik di sini di jelaskan adalah guru , unsur internal dan eksternal di lembaga pendidikan yakni siswa dan orang tua siswa , sistem manajemen pendidikan yaitu peraturan –peraturan yang di buat oleh pemerintahan , fasilitas yang menunjang yakni gedung , perpustakaan dan lainnya dan yang terkahir adalah lingkungan sosial masyarakat. Dapat di katakan jika setiap sekolah faktor – faktor di atas dapat terpenuhi tidak jauh dari kemungkinan bahwa sekolah akan berhasil dalam proses pembelajaran yang di mana adanya inovasi yang terdukung dari semua pihak yang terkait dalam mencerdasaakan peserta didik yang  ada di sekolah pada umumnya .
Gerak waktu yang sangat cepat dirasakan masyarakat semakin cepat, membuat dunia seakan semakin kecil dan sempit. Begitu pula tidak seimbangnya antara laju pertumbuhan penduduk di suatu negara dengan tingkat kesempatan memperoleh pendidikan yang layak di suatu lembaga kependidikan. Ditambah bagaimana seorang rakyat yang tidak mampu memerlukan dana untuk mendapatkan pendidikan yang layak guna menyeimbangkan dengan era globalisasi agar tidak berakibat fatal dan ketinggalan. Bagaimana mungkin seseorang akan menggapai cita – cita yang tinggi di masa yang akan datang jika sementara pendidikan yang ia peroleh di masa lalu tidak sesuai  dengan yang dipersiapkan oleh lembaga pendidikan. Oleh karena itu, dalam mengahdapi dunia global, perubahan memang perlu dilaksanakan sebagai contoh inovasi yang di lakukan oleh lembbaga pendidikan khususnya .
Dengan  adanya perubahan yang sangat cepat akibat adanya perubahan zaman ini dunia pendidikan haruslah cepat juga melakukan banyak perubahan  dari hal lama yang perlu di rombak menjadi lebih baik lagi  contohnya adalah murid di ajak untuk mencari materi pembelajaran bersama guru dan teman sekelas agar nantinya materi yang di sampaikan dapat di mengerti oelh setiap peserta didik yang jauh berbeda dari yang dulu guru mejadi pemateri yang selalu menyampaikan maeri di kelas dengan ceramah . Jadi , peserta didik hanya mendapatkan ilmu sebatas pengetahuan guru .
Inovasi dapat dilakukan di semua aspek, antara lain, ekonomi, politik, teknologi, pendidikan, dan bidang – bidang yang lainnya. Inovasi ini dilakukan untuk mencapai sebuah perubahan yang mengarah kepada sesuatu hal yang lebih baik.
Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan yang bersifat pembaharu dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk meningkatkan  kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Dengan kata lain, suatu perubahan yang baru yang menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada sebelumnya.
Inovasi pendidikan adalah inovasi  dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan maslah pendidikan. ( Ibrahim : 1988 ). Jadi sebuah inovasi pendidikan adalah suatu ide , barang, metode, yang dapat dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang ( masyarakat ), baik berupa hasil inversi atau discovery yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah kependidikan.

TUJUAN PENULISAN

a.       Tujuan teoritik (Bagi Pengembangan Keilmuan) :
1.      Artikel ini  dapat menjadi bahan kajian dan pengembangan dalam perubahan yang terjaid dalam mengikuti perubahan zaman saat ini .
2.      Dapat memberikan stimulus  para lembaga pendidikan untuk mengikuti hal yang terbaru sesuai dengan zaman untuk  memajukan lembaga pendidikannya.

b.      Tujuan praktis ((Bagi Pemimpin Pendidikan, Peneliti, dan Guru):
1.      Menjadi masukan bagi pemimpin pendidikan dalam hal bagaimana meningkatkan profesionalisme guru dengan adanya inovasi yang di lakukan oleh lembaga pendidikan .
2.       Menjadi masukan bagi pemimpin pendidikan dalam hal bagaimana upaya-upaya yang memungkinkan dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme guru yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dengan adanya inovasi yang di lakukan oleh lembaga pendidikan .
3.      Menjadi masukan bagi peneliti di bidang pendidikan dalam hal bagaimana meningkatkan sekolah dengan adanya inovasi yang di lakukan oleh lembaga pendidikan .
4.      Menjadi masukan bagi guru dalam hal bagaimana meningkatkan sekolah dengan adanya perubahan zaman saat ini .

A.    DEFINISI INOVASI PENDIDIKAN

Istilah inovasi berasal dari kata innovation yang berakar kata to innovate yang memiliki arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Terkadang, inovasi diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan adala arti discovery atau invention ( invensi ). Discoveri sendiri mempunyai arti penemuan sesuatu yang sebenarnya hal sesuatu tersebut telah ada sebelumnya, tetapi belum terpublikasikan secara luas. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar – benar baru sebagai hasil kegiatan manusia.
Ada tiga hal yang dapat mewujudkan perubahan yaitu: inovasi yang memperkenalkan hal – hal yang bersifat baru, discovery yang merupakan penemuan sesuatu yang sebenarnya telah ada sebelumnya, sedangkan invensi adalah usaha yang menciptakan sesuatu yang benar – benar baru dan belum pernah bahkan tidak pernah ada sebelumnya. Ketiga hal ini daat melengkapi makna dari inovasi, karena  inovasi dapat diartikan pula sebagai penemuan.
Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal – hal yang baru. ( kamus Besar Bahasa Indonesia : 2010: 715 ).
Arti yang lain, bahwa inovasi itu merupakan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya, baik yang  berupa gagasan, metode, atau alat.
Inovasi dapat dilakukan di semua aspek, antara lain, ekonomi, politik, teknologi, pendidikan, dan bidang – bidang yang lainnya. Inovasi ini dilakukan untuk mencapai sebuah perubahan yang mengarah kepada sesuatu hal yang lebih baik.
Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan yang bersifat pembaharu dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk menibngkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Dengan kata lain, suatu perubahan yang baru yang menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada sebelumnya.
Inovasi pendidikan adalah inovasi  dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan maslah pendidikan. ( Ibrahim : 1988 ). Jadi sebuah inovasi pendidikan adalah suatu ide , barang, metode, yang dapat dirasakan atau diamati berbagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang ( masyarakat ), baik berupa hasil inversi atau discovery yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah kependidikan.
Inovasi menurut Roger Miller ( 1971 ) dalam Suherli Kusmana ( 2010 ) menerangkan bahwa innovation is an idea, practice, or object perceived as new by the relevan unti of adoption, weather it is an individual or an organization. Artinya, inovasi adalah ide, kegiatan, atau obyek yang diterima sebagai sesuatu yang baru sesuai dengan bagian yang diadopsi, baik oleh individu maupun kelompok.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa inovasi merupakan sebuah pemikiran, praktek, atau object yang dianggap sesuatu yang baru yang dianggap mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.( Suherli Kusmana : 2010 : 1 ).




B.     MASALAH – MASALAH YANG MENUNTUT DIADAKAN INOVASI

Pendidikan di Indonesia pada era tahun 1960an telah mencapai tingkatan yang boleh dikata paling baik di kawasan asia tenggara. Ini terbukti banyak tenaga pendidik Indonesia yang diminta oleh negara tetangga Malaysia. Kondisi kini telah berbanding terbalik. Segi ilmu pengetahuan Malaysia kini justru lebih baik bila dibanding dengan tingkat pendidikan di negara kita. Salah satu kunci jawaban adalah bahwa selama pemerintahan orde baru kita telah ternina bobokan dengan segala sistem pendidikan. Selama kurang lebih 32 tahun, sistem pendidikan negara kita berjalan di tempat. Walaupun ada perubahan, itu pun dalam skala yang sangat kecil.
Beberapa hal yang menjadikan tolak ukur pemecahan maslah di atas adalah sebuah inovasi. Masalah – masalah yang menuntut adanya pembaharuan dalam bentuk inovasi dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain:

a.       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan pengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, serta kebudayaan bangsa. Sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di negara kita belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan dunia industri, sehingga dunia pendidikan belum mampu menghasilkan tenaga – tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat serta iklim globalisasi.
b.       Laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.
Ini menyebabkan daya tampung, ruang, dan fasilitas pendidikan menjadi sangat tidak berimbang.
c.       Meningkatnya harapan  tujuan di masa yang akan datang serta animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, sedangkan di sisi lain kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang dimaksud sangatlah kompetitif.
Pihak – pihak yang terlibat dalam usaha inovasi pendidikan di Indonesia adalah:
a.       Siswa
Siswa memiliki andil yang cukup besar dalam pelaksanaan program inovasi pendidikan. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat kesuksesan ujian salah satunya ditentukan oleh prosentase keberhasilan siswa. Hal ini hanya akan terwujud jika siswa telah mendapatkan sebuah pembelajaran yang bermakna. Pelibatan siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting.
b.      Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian  dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya pada tujuan yang hendak dicapai. ( Suherli Kusmana: 2010: 9 ).Tampak jelaslah bahwa guru memiliki peran yang sangat penting karena guru memiliki peran yang sangat luas, selain sebagai pendidik, guru juga dapat berperan sebagai orang tua, dokter, teman, atau pun motivator.
c.       Kurikulum .
Kurikulum memegang peranan penting dalam proses transver of knowledge. Dengan kurikulum, maka seorang agen pembelajaran akan dapat mengimplementasikan sebuah program pembelajaran dengan baik. Kurikulum merpakan arah induk sebuah pendidikan. Karena semua kegiatan pendidikan bersumber pada kurikulum. Maka dengan demikian, kurikulum memegang peran penting dalam proses inovasi kependidikan.
d.      Lingkungan sosial masyarakat.
Masyarakat merupakan elemen yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan pendidikan. Disadari atau pun tidak, dalam kenyataannya peran masyarakat sekitar sekolah sangat penting. Tanpa melibatkan masyarakat, maka inovasi pendidikan akan terganggu. Keterlibatan masyarakat terlihat jelas pada saat penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang notabene dari KTSP itu merupakan awal dari inovasi pendidikan.
e.       Sarana Prasarana / Fasilitas.
Setelah unsur siswa, guru, masyarakat, kurikulum, maka satu hal lagi yang tidak boleh ditinggalkan adalah faktor sarana prasarana pendidikan. Kurikulum sudah baik, siswa sudah siap belajar, guru telah siap dengan pembelajaran, masyarakat telah memberikan dukungan, tetapi jika sarana pendidikan tidak tersedia, maka hal yang mustahil untuk mengadakan sebuah inovasi dalam pembelajaran. Dengan demikian, sarana prasana juga sangat mendukung adanya program inovasi pendidikan.
C.    FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESI.
Sebuah keberhasilan pasti memerlukan sebuah kerja sama antara berbagai lini. Dengan kerja sama yang solid maka akan terbentuklah sebuah kekuatan ( power ) untuk melakukan perubahan – perubahan yang bermakna.
Demikian halnya dengan dunia pendidikan yang mempunyai segudang permasalahan baik permasalahan yang datang dari dalam instituti pendidikan ( internal )  maupun yang datang dari luar lembaga ( eksternal ).
Motivasi yang mendorong perlunya diadakannya sebuah inovasi pendidikan jika dilacak biasanya bersumber dari dua hal, yaitu 1.) kemamuan sekolah untuk mengadakan respon terhadap tantangan kebutuhan masyarakat, dan 2.) adanya usaha untuk menggunakan sekolah ( lembaga pendidikan ) untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. ( Suherli Kusmana: 2010: 33 ).
Kemauan dari pihak sekolah untuk mengadakan respons terhadap kebutuhan masyarakat akan lebih bermakna dan akan lebih mengena jika lembaga pendidikan tersebut telah mengadakan program pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Adanya hubungan yang saling sinergis antara instituti pendidikan dengan sistem sosial, maka akan menimbulkan sebuah perubahan yang selalu bersifat dinamis.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan program inovasi pendidikan adalah:
1.      Faktor Tenaga Pendidik
Guru yang berdedikasi tinggi terhadap tugas sangat dibutuhkan dalam sebuah inovasi pendidikan. Dalam dunia pendidikan , memang keberhasilannya sangat bergantung banyak pada figur guru. Peranan penting ini dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.
Sebaliknya jika seorang guru tidak memiliki dedikasi yang tinggi maka ini akan menjadikan ganjalan bagi pelaksanaan program pembaharuan pendidikan. Sebuah pembaharuan akan memerlukan kesiapan serta kesigapan dari seorang guru. Jika hal ini tidak dapat diatasi maka akan terasa berat perncapaian pembaharuan pendidikan.
Berdasarkan kelemahan – kelemahan tersebut, maka guru juga menjadi nomor wahid pada proses perubahan inovasi ini. Artinya bahwa guru harus mengadakan perubahan dalam dirinya sendiri dalam pelaksanaan tugasnya.
2.      Unsur Internal dan Eksternal lembaga pendidikan
Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem inovasi pendidikan adalah siswa. Siswa sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian inovasi pendidikan. Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan pendidikan adalah pencapaian perubahan tingkah laku siswa.
Faktor eksternal yang dimaksud adalah orang tua siswa. Orang tua siswa mempunyai peranan yang penting dalam menunjang keberhasilan proses inovasi pendidikan, karena ia telah menjadi pejuang moral yang memberi dukungan kepada peserta didik yang dalam hal ini adalah anaknya sendiri.
Sedang faktor yang termasuk internal dan sekaligus eksternal adalah para ahli pendidikan, yaitu: guru, tenaga administrasi, pengawas, inpsektur, penilik sekolah, konsultan, dan pengusaha.
c.       Sistem Manajemen pendidikan
Sistem manajemen yang dimaksud disini adalah sebuah aturan – aturan yang dibuat oleh pemerintah yang diimplementasikan oleh lembaga pendidikan dengan dipimpin leh seorang leader.
d.      Fasilitas Penunjang.
Fasilitas seperti sarana dan prasarana sekolah tidak dapat dipandang sebelah mata dalam proses pelaksanaan inovasi pendidikan. Fasilitas terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang paling esensial  dalam mengadakan sebuah pembaharuan pendidikan. Fasilitas yang dimaksud antara lain: alat peraga pendidikan, laboratrium, gedung, perpustakaan, buku – buku pelajaran.
e.       Lingkungan Sosial Masyarakat
Hal yang secara tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan pembaharuan pendidikan adalah lingkungan sosial masyarakat sekita sekolah. Keterlibatan masyarakat akan membantu para inovator dalam pelaksanaan tugasnya.

D.    HAMBATAN – HAMBATAN YANG MEMPENGARUHI INOVASI PENDIDIKAN

Lembaga pendidikan formal atau sekolah sebagai suatu subsistem dari sistem sosial saling mempengaruhi dengan sistem sosial tersebut. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial maka terjadi pula perubahan dalam lembaga pendidikan. Sebagai contoh bila dalam masyarakat dibutuhkan seorang ahli atau orang yang mempunyai keterampilan dalam bidang komputer, maka lembaga pendidikan akan mengadakan program pendidikan dalam bidang komputer. Jadi jelaslah bahwa hubungan antara lembaga pendidikan sangat erat dengan sistem sosial.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah dapat diciptakan inovasi-inovasi baru dalam setiap komponennya. Inovasi ini harus disebarkan agar terjadi perubahan sosial. Usaha penyebaran inovasi ini bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Ada kalanya inovasi cepat diterima oleh masyarakat, terkadang sulit untuk diterima. Oleh karena itu keberhasilan suatu inovasi ditentukan oleh banyak faktor. Di bawah ini merupakan enam faktor utama penghambat inovasi yang dikemukakan oleh Ibrahim, antara lain:
a.       Estimasi tidak tepat terhadap inovasi
Hambatan yang disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi antara lain, tidak tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama antarpelaksana inovasi, tidak adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak jelas struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat singkat.
Oleh karena itu para pelaksana inovasi agar benar-benar merencanakan dan mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada tempat yang menjadi sasaran inovasi.
b.       Konflik dan motivasi
Hambatan ini diakibatkan karena adanya masalah-masalah pribadi, seperti  adanya pertentangan antaranggota tim, adanya rasa iri antara anggota yang satu dengan yang lain, ada anggota tim yang tidak semangat kerja, pimpinan yang terlalu kaku dan berpandangan sempit, kurang adanya penguatan atau hadiah terhadap anggota yang melaksanakan tugas dengan baik.
c.            Inovasi tidak berkembang
Inovasi tidak berkembang karena hal-hal seperti, lambatnya material yang diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian pengurus  yang terlalu cepat sehingga mengganggu kontinuitas tugas.
d.      Masalah keuangan
Yang termasuk dalam hambatan keuangan yaitu tidak memadainya dana dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat, kondisi perekonomian secara nasional dan penundaan penyampaian dana. Oleh karena itu dituntut kemampuan untuk mencari sumber-sumber dana lain yang akan digunakan untuk pembiayaan pelaksanaan inovasi.
e.          Penolakan inovasi dari kelompok tertentu
Penolakan inovasi yang dimaksud bukan penolakan karena kurang dana atau masalah personalia, tetapi penolakan masuknya inovasi karena beberapa faktor berikut, yaitu  adanya pertentangan dalam memandang inovasi, adanya kecurigaan masyarakat akan masuknya inovasi tersebut.
f.          Kurang adanya hubungan sosial
Faktor terakhir ini terdiri dari dua hal, yaitu hubungan antaranggota kelompok pelaksana inovasi dan hubungan dengan masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya ketidakharmonisan antaranggota proyek inovasi.     
      Selain hambatan-hambatan yang telah dijelaskan di atas, dari penelitian dari beberapa  ahli ditemukan beberapa hambatan dalam penyebaran inovasi antara lain:
a.        Hambatan geografi
Indonesia sebagai negara kepulauan tentu saja merupakan tantangan dalam penyebaran inovasi. Hambatan geografis mencakup jarak yang jauh, transportasi yang kurang lancar, daerah yang terisolir, keadaan iklim yang tidak mendukung. Oleh karena itu dalam perencanaan inovasi perlu dipertimbangkan kondisi geografis dan sarana transportasi.
b.      Hambatan sejarah
                  Hambatan sejarah, meliputi hal-hal  peraturan-peraturan yang diwariskan oleh kolonial, tradisi yang bertentangan dengan inovasi.
c.       Hambatan ekonom
 Hambatan ekonomi meliputi ketersediaannya dana dari pemerintah dan pengaruh adanya inflasi. Dari data hasil penelitian, pelaksanaan inovasi kurang memperhitungkan perencanaan penggunaan dana dan kurang memperhitungkan adanya inflasi.
d.       Hambatan prosedur
                  Termasuk dalam hambatan prosedur ialah kurang terampilnya tenaga pelaksana inovasi, kurang koordinasi antarbagian pelaksana inovasi, tidak cukup persediaan material yang digunakan.
e.          Hambatan personal
                  Hal-hal yang menjadi hambatan personal yaitu kurang adanya penguatan (hadiah) bagi penerima dan pemakai inovasi, orang yang memegang peranan penting dalam penyebaran inovasi tidak terbuka, sikap kaku dan pengetahuan yang sempit dari orang-orang yang melaksanakan inovasi serta adanya pertentangan pribadi antarpelaksana proyek inovasi.
f.       Hambatan sosial budaya
                  Hambatan sosial budaya yang dianggap penting adalah adanya pertentangan ideologi tentang proyek inovasi. Hal lain yang termasuk dalam hambatan sosial budaya yaitu kurang adanya tukar pikiran, perbedaan budaya dan kurang harmonisnya hubungan antara pelaksana proyek inovasi dengan penerima inovasi.
g.       Hambatan Politik
                  Hambatan politik merupakan peringkat terendah dari berbagai aspek penghambat inovasi. Adapun yang termasuk dalam hambatan politik ialah kurangnya hubungan baik dengan pimpinan politik, adanya pergantian pemerintah sehingga berpengaruh pada kontinuitas inovasi, adanya keberatan dari pemerintah terhadap pelaksanaan inovasi dan kurangnya pengertian dan perhatian dari pemerintah akan pelaksanaan inovasi.
Fullan (1996) mengkategorikan 3 faktor kunci yang mempengaruhi proses penerapan inovasi  dalam bidang pendidikan yakni, karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal.
a.     Karakteristik Perubahan:
      •   Kebutuhan
      •   Kejelasan
      •   Kompleksitas
      •   Kualitas
b.     Karakteristik Lokal:  
      •   Wilayah       
      •  Komunitas   
      •   Kepala Sekolah
      •   Guru
c.      Faktor Eksternal:
      •  Pemerintah dan Agen Lain
Banyak inovasi di sekolah diterapkan tanpa memperhatikan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah, kebutuhan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh seorang guru tidak merasa perlu adanya inovasi berupa penggunaan komputer dalam pembelajaran karena menurutnya siswa-siswinya belum dapat mengoperasikan komputer. Bila inovasi ini diteruskan maka dana untuk pengadaan komputer akan terbuang dengan sia-sia.
Masalah lain yang dialami dalam proses penerapan inovasi adalah kejelasan. Masalah kejelasan ini selalu ditemukan dalam setiap penelitian tentang inovasi. Banyak guru sebagai pengadopsi inovasi tidak dapat mengidentifikasi apa esensi dari inovasi yang sedang diterapkan. Hal ini tentu saja membuat proses adopsi inovasi tidak berjalan dengan baik.
Kompleksitas juga dapat mempengaruhi proses adopsi inovasi. Kompleksitas yang dimaksud di sini adalah, kompleksitas yang berkaitan dengan tingkat tanggung jawab individu yang terlibat dalam proses implementasi. Jumlah individu yang besar pada satu sisi dapat menguntungkan karena dapat mempercepat pekerjaan, tapi pada sisi yang lain dapat juga menyebabkan kegagalan karena kompleksnya masalah tanggung jawab individu yang terlibat dalam inovasi ini.
Kualitas dari bahan-bahan atau sumber-sumber yang digunakan dalam penerapan inovasi juga mempengaruhi proses penerimaan inovasi. Dengan bahan-bahan yang berkualitas tentu saja membuat inovasi cepat diterima oleh masyarakat. Kualitas ini juga terkait dengan masalah kebutuhan, kejelasan dan kompleksitas.
Wilayah yang dimaksudkan di sini adalah, penguasa atau penentu kebijakan. Inovasi dalam bidang pendidikan yang tidak akan berhasil dengan baik bila tidak ada dukungan dan sikap menerima dari penentu kebijakan baik secara lokal maupun wilayah. Dengan contoh sikap dan dukungan ini maka guru akan selalu berusaha mengembangkan inovasi dan tidak  akan bersikap apatis terhadap inovasi.
Dalam menerapkan inovasi, terkadang karakteristik komunitas diabaikan. Kestabilan politik yang terjadi di suatu komunitas masyarakat merupakan syarat utama dalam penerapan inovasi. Pada komunitas yang sedang mengalami konflik, yang terpikirkan oleh masyarakatnya adalah bagaimana menyelamatkan nasib mereka bukan memikirkan menerima inovasi.
Sekolah adalah, unit atau pusat dari adanya perubahan yang ditandai oleh adanya inovasi. Oleh karena itu kepala sekolah memegang peranan penting dalam hal ini, karena kepala sekolah merupakan orang yang dapat membentuk kondisi organisasi seperti mengembangkan tujuan, mengkolaborasikan struktur dan iklim organisasi dan merumuskan prosedur pengawasan.
Karakteristik guru juga memegang peranan penting dalam penerapan inovasi. Kepribadian, jenjang karir membuat guru merasa lebih teraktualisasi diri sehingga berdampak pada sukses tidaknya penerapan inovasi. Kerja sama yang baik antarsesama guru membuat inovasi dapat diterapkan dengan baik.
Prioritas pendidikan bagi provinsi dan nasional ditentukan oleh birokrasi pemerintahan. Hal ini membuat proses penerapan inovasi dalam bidang pendidikan sulit tercapai karena kurang koordinasi antarbirokrasi pemerintahan.
Selain hal-hal tersebut di atas, faktor yang mempengaruhi inovasi dalam bidang pendidikan adalah kecepatan adopsi suatu inovasi. Kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan ini biasanya diukur dengan jumlah penerima yang mengadopsi suatu ide baru dalam suatu periode waktu tertentu.
Di bawah ini akan diuraikan tentang variabel yang mempengaruhi kecepatan adopsi yang lainnya yaitu:
1.      Tipe keputusan inovasi
Tipe keputusan inovasi mempengaruhi kecepatan adopsi. Tipe keputusan inovasi dibagi menjadi tiga yaitu, keputusan opsional, keputusan kolektif dan keputusan otoritas. Keputusan opsional biasanya lebih cepat daripada keputusan kolektif, tetapi lebih lambat daripada keputusan otoritas. Kecepatan adopsi yang paling lambat adalah tipe keputusan kontingen karena harus melibatkan dua urutan atau lebih. Jadi semakin banyak orang yang terlibat dalam proses pembuatan keputusan inovasi, semakin lambat tempo adopsinya. Hal ini tentu saja ini sangat tidak menguntungkan dalam penyebaran inovasi. Untuk itu dalam rangka mempercepat kecepatan adopsi maka perlu dipilih unit pembuatan keputusan yang sedikit melibatkan orang.
2.      Sifat saluran komunikasi yang digunakan
      Saluran komunikasi adalah alat yang digunakan untuk menyebarkan suatu inovasi. Saluran komunikasi dibagi menjadi saluran komunikasi massa dan interpersonal, serta saluran lokal dan saluran kosmopolit. Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan pertemuan tatap muka antara dua orang atau lebih, misalnya percakapan langsung, dan pertemuan kelompok. Sedangkan saluran media massa adalah alat-alat penyampai pesan yang memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah besar yang dapat menembus ruang dan waktu contohnya radio, televisi, film, surat kabar, buku dan sebagainya. Saluran antarpribadi disebutlokalit jika kontak-kontak langsung itu sebatas daerah atau sistem sosial itu saja, sebaliknya saluran media massa dapat dipastikan bersifat kosmopolit karena tidak terbatas pada satu daerah dan sistem sosial saja. Saluran komunikasi mempengaruhi kecepatan adopsi, misalnya jika saluran komunikasi interpersonal yang dipergunakan untuk menciptakan kesadaran pengetahuan (menunjukkan adanya inovasi) seperti yang terjadi pada masyarakat pedesaan yang belum ada media massa, kecepatan adopsi akan lambat karena penyebaran pengetahuan tidak berjalan cepat.
3.        Ciri-ciri sistem sosial
      Dalam suatu sistem yang modern tempo adopsi mungkin lebih cepat, karena di sini kurang ada rintangan sikap di antara penerima (anggota sistem sosial), sedangkan dalam sistem sosial yang tradisional, mungkin tempo adopsi lebih lambat.
4.       Agen pembaharu
      Agen pembaharu adalah pekerja profesional yang berusaha mempengaruhi atau mengarahkan keputusan inovasi orang lain selaras dengan yang diinginkan oleh lembaga pembaharuan di mana ia bekerja. Para guru, penyuluh lapangan, pekerja sosial, juru dakwah dan misionaris adalah agen pembaharu. Agen pembaharu juga mempengaruhi kecepatan adopsi dengan jalan melakukan promosi-promosi. Hubungan antara kecepatan adopsi dengan usaha agen pembaharu tidak langsung dan linier. Pada tahap-tahap tertentu usaha keras agen pembaharu mendatangkan hasil yang besar, pada saat yang lain terkadang usaha agen pembaharu tidak mendatangkan hasil yang baik karena kurang berhasilnya agen pembaharu dalam mempengaruhi pemuka masyarakat untuk memulai mengadopsi inovasi.

E.     Gambaran-gambaran dalam Inovasi pendidikan.

Gambaran dalam Inovasi pendidikan maksudnya suatu rancangan atau gagasan yang ingin dicapai dalam inovasi pendidikan, yang mana perubahan tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Rancangan atau gagasan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menyongsong system pendidikan yang lebih baik.
Contoh inovasi pendidikan
1.      Sekolah Unggulan
Untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pemerintah mempunyai gagasan dengan diadakannya sekolah berstandar Internasonal yang bertujuan agar mampu menghasilkan kader bangsa yang intelektual dan ,mampu bersaing dengan dunia Internasional.
Dalam sekolah Unggulan (Sekolah Berstandar Internasional) biasanya ada penekanan khusus misalnya dalam bahasa pengantar menggunakan bahasa inggris yang notabene sebagai bahasa Internasional, penggunaan IT yang sesuai dengan standar Internasional, penyeleksian yang ketat bagi siswa yang ingin masuk di kelas unggulan tersebut, dan disiplin dalam proses pembelajaran agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta menghasilkan output yang berkualitas Internasioanal.
2.      Televisi Pendidikan
Dengan berkembangnya IPTEK, pendidikan juga selalu mengikuti tuntutan tersebut, dalam pelaksanaan pendidikan nonformal televisi-televisi swasta mencangkan program pembelajaran seperti pendidikan bahasa Inggris yang bertujuan agar masyarakat tidak ketinggalan meskipun tidak duduk dibangku pendidikan, serta mensukseskan program pemerintah untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Tujuan Inovasi

Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi yaitu meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dann sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Jadi dalam hal ini yang perlu ditingkatkan adalah guru (pengajar), uang dan alat-alat penunjang pembelajaran serta gedung dan tata cara (proses) pembelajaran tersebut.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektifitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyak, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga,, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana caranya untuk menggunakan modal (sumber, tenaga, uang, alat dan waktu) yang ada dengan seminimal mungkin tetapi bisa menghasilkan hasil yang baik.
Jika dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu :
  1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehinggga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan kemajua-kemajuan tersebut.
  2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA dan PT.
Tujuan pendidikan Indonesia JIka disimpulkan bahwa saat ini Indonesia sedang mengejar ketertinggalan iptek secara global yang berjalan sangat cepat dan berusaha agar pendidikan bisa dirasakan dan didapatkan oleh semua warga Indonesia.
Disamping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif dan terampil memecahkan masalahnya sendiri.
Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.

Proses pembaharuan pendidikan dan pengajaran
  1. Invetion (penemuan)
Invetion meliputi penemuan-penemuan/penciptaan tentang suatu hal yang baru. Invetion biasanya merupakan adaptasi dari apa yang telah ada. Akan tetapi pembaharuan yang terjadi dalam pendidikan terkadang menggambarkan suatu hasil yang sangat berbeda dengan yang terjadi sebelumnya. Contohnya dalam abjad pelajaran yang ditemukan oleh seorang inventor James Pitman.

  1. Development (pengembangan)
Pembaharuan biasanya harus mengalami pengembangan sebelum ia masuk dalam dimensi skala yang besar. Development seringkali bergandengan dengan riset. Sehingga prosedur-prosedur “research and development” (R & D) adalah yang biasanya digunakan dalam pendidikan.
  1. Diffusion (penyebaran)
Adalah persebaran suatu ide baru dari sumber inventationnya kepada pemakai/penyerap yang terakhir.
  1. Adaption (penyerapan)
Beberapa tahap yang penting dalam penerapan pembaharuan pendidikan.
Pendekatan system dalam usaha pembaharuan pendidikan dipandang sebagai tanggapan terhadap masalah pendidikan yang baru dan komprehensif. Pendekatan dalam pemecahan masalah dan perencanaan pendidikan pada periode sebelumnya biasanya bersifat tidak menyeluruh dan terikat pada salah satu prinsip tertentu.
Pendekatan sosial budaya didasarkan atas tuntutan/kebutuhan sosial akan pendidikan yang berkembang popular dalam masyarakat. Sehingga mengabaikan alokasi sumber-sumber dalam skala nasional. Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dan turunnya mutu serta efektifitas pendidikan. Pendekatan tenaga kerja didasarkan pada kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga kurang mementingkan pendidikan dasar. Pendekatan untung rugi mengutamakan prinsip keuntungan. Besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan tidak boleh lebih besar dari pengembalian yang akan diperoleh sesudah pendidikan dilakukan.
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa pendekatan itu, pembaharuan pendidikan dengan pendekatan sistem untuk pemecahan masalah pendidikan yang mengutamakan kepentingan subjek pendidikan lebih bersifat tanggap (responsif) terhadap masalah-asalah yang baru.
Pembaharuan pendidikan sebagai upaya untuk memperkembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis.
Kapan dan dimana saja kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan manusia bukan saja untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan mengubah dirinya (autoplastic), tetapi juga mampu mengubah lingkungannya demi kepentingan dirinya (autoplastic). Manusia mampu menciptakan sesuatu yang baru, yang sebelumnya belum dikenal. Manusia juga selalu berusaha dan mampu melakukan sesuatu dengan cara yang baru, yang sebelumnya belum dikenal. Dengan kratifitas dan usaha yang tidak henti-hentinya, manusia menemukan sesuatu yang baru yang mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik.
Empat masalah pokok yang harus diperbaharui :
1)      Masalah kuantitas dan pemerataan kesempatan belajar
Masalah ini yang mendapat prioritas utama yang perlu ditangani, yaitu dengan menciptakan sistem pendidikan yang mampu menampung anak didik sebanyak mungkin di berbagai daerah.
2)      Masalah kualitas
Kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, dan kurangnya fasilitas pendidikan, mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan.
3)      Masalah relevansi
Kurang sesuainya materi pendidikan dengan menyusun kurikulum baru.
4)      Masalah efisiensi dan keefektifan
Pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit.

SIMPULAN  DAN SARAN
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan  bahwa Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan yang bersifat pembaharu dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk menibngkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Dengan kata lain, suatu perubahan yang baru yang menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada sebelumnya.kemudian adanya pembaharuan ini merupakan galakan dari lembaga pendidikan  di mana hal ini di lakukan untuk mengeikuti perkembangan zaman yang semakin maju .

Proses pembaharuan pendidikan dan pengajaran yakni Invetion (penemuan), Development (pengembangan), Diffusion (penyebaran), Adaption (penyerapan). Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektifitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyak, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga,, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. Hambatan – hambatan dalam inovasi yakni antara lain  adalah Estimasi tidak tepat terhadap inovasi,  Hambatan sosial budaya , hambatan politik , hambatan sejarah , hambatan geografi dan lain – lainnya .
Dari kesimpulan juga dapat di  katakann bahwa adanya perkembangan zaman ini maka lembaga pendidikan yang di dalamnnya terdiri dari guru , kepala sekolah ,  kemudian setiap staf di sekolah haruslah kerja sama dalam melakukan inovasi – inovasi  untuk mengikuuti zaman ini agar dunia pendidikan kita umumnya tidak ketinggalan dengan  negara lain.


DAFTAR PUSTAKA

Sallis Edward. ( 2010 ). Total Quality Management In Education :
 Manajemen Mutu Pendidikan. Jogjakarta :IRCiSoD.

Suherli Kusmana ( 2010 ). Manajemen Inovasi Pendidikan.  Pascasarjana
Unigal Press
Wijaya, Cece, dkk. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ihsan, Fuad. 2001. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Hasbullah. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, kamus besar bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta, 2003,
Partanto, A, Pius, Al Barry M. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, penerbit Arkola surabaya.
Zahara Idrist ,Lisma Jamal, 1992.  Pengantar Pendidikan, PT Gramedia Widasarana, Jakarta,
Suryobroto,  1990.,Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, PT Aneka Cipta, Jakarta,.

1 komentar: